Menulis seperti
Pekerjaan Nabi
Catatan Eko Prasetyo
Redpel Widyawara
Another
world is possible. Slogan ini amat terkenal.
Di kalangan para pencari beasiswa, kalimat itu cukup sakti untuk membakar
semangat. Maksudnya, jalan untuk ke luar negeri sangat mungkin dan terbuka bagi
siapa saja. Tidak hanya menjadi kesempatan bagi mereka yang kaya.
Hal ini diutarakan oleh Farid Muttaqin, alumnus
IAIN Jakarta. Pada 2004 ia mencoba mendaftar beasiswa di International
Fellowships Program (IFP). Selama proses kurang lebih enam bulan, aplikasinya
diterima dan lolos. Tidak main-main, ia diberangkatkan untuk ngangsu elmu di Ohio University, Amerika
Serikat, setelah mendapat pelatihan bahasa dan orientasi.
Mulailah ia menyapa ”dunia baru”, yakni budaya
ilmiah dan membetahkan diri duduk berjam-jam untuk menyerap pelajaran serta
diskusi literasi. Tentu ini tidak mudah mengingat ia sudah lama tidak merasakan
atmosfer kampus sejak lulus dari IAIN pada 2000.
Pria kelahiran Brebes itu mengaku, kebiasaan
menulis memang menjadi modal besar untuk sukses belajar di sebuah negara adidaya.
Sebelumnya, keberhasilannya mendapat beasiswa IFP tak lepas dari
keterampilannya menulis. Termasuk, poin tinggi ketika artikel-artikelnya mampu
menembus media massa papan atas macam Kompas
dan The Jakarta Post.
Ia percaya pada kalimat seseorang bahwa
”Menulis itu seperti pekerjaan seorang nabi yang menunggu wahyu.” Karena itu, menurut
dia, menulis akhirnya juga bisa dikatakan sebagai pekerjaan spiritual.
Begitu kompleksnya pekerjaan menulis, maka
seseorang akan tertantang untuk menjawab segala permasalahan dengan kritis.
Artinya, menulis merupakan kegiatan yang mampu melatih berpikir secara
terstruktur, menganalisis suatu peristiwa, lalu memberikan masukan dan solusinya.
Pengalaman belajar di Negeri Paman Sam
membukakan matanya bahwa kaumnya nun jauh di Indonesia masih amat jauh
tertinggal dalam hal literasi. Nah, ia membuktikan sendiri bahwa jalan untuk
meraih suatu keinginan besar bisa dicapai lewat menulis. Tak heran, ia akhirnya
memutuskan berjuang untuk menumbuhkan kegiatan cinta literasi di lingkungan
santri dan pesantren.
Ia sadar betul akan ucapan terkenal Johan
Wolfgang von Goethe. Yakni, ”Rebutlah saat ini apa pun yang bisa Anda lakukan
atau mimpikan… Mulailah! Keberanian mengandung kegeniusan, kekuatan, dan
keajaiban. Lakukan saja dan otak Anda akan mulai berputar; mulailah dan
pekerjaan itu akan selesai.”
Sidoarjo, 20 Mei 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar